Jumat, 14 Januari 2011

dangdut music

Sejarah Dangdut

Dangdut trip turned out to have a long history, long before this name, music happens. May draw on the popularity of this musical interest between Indonesian singers and Malaysia also happen, although it seems that ultimately Dangdut District to more musicians.
Munif Bahasuan considered the pioneer of music and master Dangdut home, said he did not know where the term came. Why, in 1940 said that a lot of music was born that smell Dangdut Dangdut music but not yet appointed., Track called Run Munif horse, who sang Harris in 1953 as one of the pioneers of rhythm song Dangdut was horrific. For this reason, the song dared to enter the Indian-style drum sound in the orchestra at first but using the guitar, harmonium, bass and mandolin.
In 1950, in addition to the existing A Harris, along with the names of other singers such as Emma Dangdut Ganga, Juhana Hasnah Thahar and Satar. But then came a time when the supremacy of the Malays rhythmic songs captured country near Malaysia.
P Ramlee popular, singer claims the origin of Aceh Malay, Malay moving platforms country music. Through songs like the moon and Azizah, P Ramlee unprecedented victory. Moreover, he has also starred in several films. There are more fertile popular in Indonesia. Everything smelled this trend will Ramlee.
But in 1960, rose said Effendi, who managed to restore the supremacy of the Malays of Malaysia beat Indonesia. Said Effendi rate Ark song to singer doing bullying Melayu rhythm of this country. He presented the popular P Ramlee.
Said Effendi popular songs that he created himself, as the rate Ark, buckle buckle Fatwa and poet, along with others for the test work, for example, in Malaysia last night (Syaiful Bahri) and on the edge of the evening today (Ismail Marzuk).
Sa’id Effendi control growing reputation when he saw himself and Husein Bawafie Seroja song. Appeal success Seroja menokohkan Said Ismail Effendi NAWI director in the film with the same title. Subsequently, the director Asrul Sani Said Effendi also interesting to split movie Seven Titian Serambut.
In Bahasa
Perjalanan musik dangdut ternyata memiliki sejarah panjang, jauh sebelum penamaan musik ini terjadi. Tarik menarik popularitas musik ini antara biduan Indonesia dan Malaysia juga sempat terjadi, meski akhirnya musisi dangdut Tanah Air tampil mendominasi.
Munif Bahasuan yang dianggap pelopor musik dan maestro dangdut tanah air, mengaku tidak tahu darimana istilah itu berasal. Sebab, ungkapnya, pada 1940-an sudah banyak musik yang lahir berbau dangdut, tetapi belum dinamakan musik dangdut., Munif menyebut lagu Kudaku Lari, yang dilantunkan A Harris pada 1953, sebagai satu di antara lagu pelopor irama yang kelak disebut dangdut ini. Alasannya, lagu itu telah memberanikan diri memasukkan suara gendang ala India pada orkes yang semula hanya memakai gitar, harmonium, bas dan mandolin.
Pada 1950-an, selain ada A Harris, juga ada nama-nama penyanyi dangdut lain, seperti Emma Gangga, Hasnah Thahar, dan Juhana Satar. Tapi, kemudian datang masa ketika supremasi terhadap lagu-lagu berirama Melayu direbut negeri jiran Malaysia.
Popularitas P Ramlee, biduan Malaysia yang mengaku keturunan Aceh, memindahkan kiblat musik Melayu ke negeri itu. Melalui tembang Engkau Laksana Bulan dan Azizah, P Ramlee berjaya tak tersaingi. Apalagi setelah itu ia juga membintangi beberapa film layar lebar. Popularitasnya di Indonesia pun makin subur. Semua yang berbau Ramlee menjadi tren.
Tapi, pada 1960-an, muncullah Said Effendi, yang berhasil mengembalikan supremasi irama Melayu dari Malaysia ke Indonesia. Lewat lagu Bahtera Laju, Said Effendi menempatkan diri sebagai pelantun irama Melayu nomor wahid negeri ini. Ia menyingkirkan popularitas P Ramlee.
Said Effendi memiliki lagu-lagu populer yang diciptakannya sendiri, seperti Bahtera Laju, Timang-timang, dan Fatwa Pujangga, serta lagu karya orang lain, misalnya Semalam di Malaysia (Syaiful Bahri) dan Diambang Sore (Ismail Marzuki).
Ketenaran Said Effendi makin tak tertahan, ketika ia muncul dengan lagu Seroja karya Husein Bawafie. Sukses Seroja menarik minat sutradara Nawi Ismail untuk menokohkan Said Effendi ke dalam film dengan judul yang sama. Setelah itu, sutradara Asrul Sani pun menarik Said Effendi untuk membuat film Titian Serambut Dibelah Tujuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar